TELUK BAYUR - Minimnya tenaga dokter serta ruang
rawat inap di Puskesmas Kampung Labanan, membuat pasien harus mengantre,
bahkan terpaksa berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Rivai,
Tanjung Redeb.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) Puskesmas Induk Kampung Labanan,
Suhardi mengatakan kurangnya tenaga dokter dalam penanganan pasien
membuat masyarakat Kampung Labanan dan sekitarnya mengeluhkan lambatnya
penanganan pasien sehingga harus antre panjang.
Selain itu, kata dia, kurangnya ruang rawat inap di puskesmas
tersebut juga memiliki andil terhadap lambatnya penanganan pasien yang
ada. “Dokter umum di sini ada dua, tapi yang satu lagi melanjutkan
pendidikan di luar daerah sehingga yang ada tinggal satu orang dokter
saja,” ujar Suhardi.
Semantara itu, jumlah pasien di puskesmas tersebut bisa mencapai
1.585 orang per bulan atau rata-rata 53 orang pasien per hari. Dari
jumlah rata-rata pasien per hari tersebut, kebanyakan butuh dokter umum,
jelasnya kepada Berau Post, Senin (18/7) lalu.
Lebih lanjut, Suhardi menjelaskan untuk tenaga bidan ada 6 orang,
dokter gigi 1 orang, perawat gigi 2 orang, dan perawat umum 15 orang.
Sementara ruang rawat inap juga hanya bisa menampung 8 sampai 9 pasien.
“Kami berharap Dinas Kesehatan secepatnya bertindak dan
merealisasikan permohonan tersebut, sebab sudah disetujui termasuk
pembangunan Rumah Sakit Mitra di sekitar Pos Polisi Labanan. Ini semua
demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat Kampung Labanan, Tumbit
Melayu dan sekitarnya, termasuk pasien dari Kecamatan Segah,” pungkas
Suhardi.(*/aby/asa)
http://berau.prokal.co/read/news/44527-dokter-minim-di-puskesmas-ini-pasien-ngantre-panjang.html
TAK SESUAI: Minimnya dokter dan ruang rawat inap pasien yang tak
berimbang di Puskesmas Induk Kampung Labanan, Kecamatan Teluk Bayur,
membuat pasien harus sabar mengantre.
Tuesday, 19 July 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment