Thursday, 19 March 2015

Vaksinasi Lebih Efektif pada Dewasa




Lebih Efektif pada Dewasa
Upaya pencegahan melalui imunisasi pada orang dewasa lebih bermanfaat daripada pengobatan yang menghabiskan biaya besar.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Dewasa Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Samsuridjal Djauzi, dalam seminar media terkait imunisasi dewasa, pekan lalu, di Jakarta, mengatakan, cakupan imunisasi dewasa masih rendah. Penyebabnya, masyarakat belum mengetahui manfaat imunisasi bagi orang dewasa. Imunisasi dianggap hanya diperlukan anak.
”Program imunisasi dewasa belum populer karena baru masuk Indonesia tahun 2003,” kata Samsuridjal.
Saat ini, imunisasi bagi orang dewasa yang dilakukan di Indonesia baru imunisasi pada calon jemaah haji atau umrah serta bagi orang yang hendak bepergian keluar negeri sesuai ketentuan negara terkait.
Menurut Samsuridjal, minimnya pelayanan imunisasi dokter praktik umum menjadi salah satu kendala. Saat ini, 95 persen dokter praktik umum belum melayani imunisasi. Imunisasi bagi orang dewasa juga belum menjadi program pemerintah sehingga masyarakat harus membayar sendiri.
Anggota Satgas Imunisasi Dewasa, Iris Rengganis, menambahkan, imunisasi memberi perlindungan dari penyakit hingga 80 persen. Orang yang diimunisasi tidak terbebas 100 persen dari penyakit tertentu, tetapi jika terkena tidak parah.
Vaksin yang direkomendasikan bagi orang dewasa adalah hepatitis A, hepatitis B, tifoid, meningokok, dan influenza. Usia kategori dewasa adalah 19 tahun ke atas. ”Kasus hepatitis A yang ditularkan lewat makanan-minuman di Indonesia masih tinggi. Sangat dianjurkan orang dewasa melakukan imunisasi ini,” katanya. (net/mel)


Jadwal Vaksinasi untuk Dewasa
VAKSINASI penting bagi siapa saja untuk mencegah diri dari penyakit menular. Vaksinasi bagi orang dewasa juga penting diperhatikan, mengingat ada banyak penyakit infeksi yang dapat mengancam dan menurunkan kualitas hidup kita.
Untuk mendapatkan vaksinasi, ada sejumlah indikasi dan jadwal yang direkomendasikan. Indikasi penggunaan vaksin pada orang dewasa antara lain, riwayat paparan, risiko penularan, usia lanjut, imunokompromais (orang dengan sistem imun lemah), pekerjaan, gaya hidup, dan rencana bepergian.
Menurut buku Konsensus Imunisasi Dewasa oleh Satuan Tugas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), indikasi imunisasi dibuat lebih luas karena belum ada program imunisasi dewasa di Indonesia yang dibiayai pemerintah.
Hepatitis A
Anda butuh vaksin ini bila Anda memiliki faktor risiko hepatitis A atau bila Anda hanya ingin terlindungi dari penyakit ini. Faktor risiko seperti individu yang tinggal di wilayah dengan angka kejadian hepatitis tinggi, penderita penyakit hati, homoseksual, pengguna narkoba. Vaksin Hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak enam hingga 12 bulan.
Hepatitis B
Kurang lebih indikasi pemberian vaksin ini sama seperti indikasi hepatitis A. Faktor risiko hepatitis B cenderung tinggi pada mereka yang rentan terpapar darah atau produk darah penderita penyakit tersebut dan hubungan seksual dengan penderita. Vaksin ini diberikan 3 dosis dengan jadwal 0, 1, dan 6 bulan, tanpa vaksin ulangan (booster) bila vaksinasi pertama berespons baik.

Influenza
Vaksinasi influenza dilakukan setiap tahun bagi orang dewasa berusia di atas 50 tahun, penghuni rumah jompo dan penghuni fasilitas lain dalam waktu lama, orang muda dengan penyakit jantung, paru kronis, penyakit metabolisme (seperti diabetes), disfungsi ginjal, penderita HIV, dan lain-lain.

Varisela (cacar)
Vaksin terdiri dari dua dosis yang diberikan dengan jarak empat sampai delapan Minggu. Bila Anda belum pernah mengalami cacar atau divaksinasi cacar hanya satu dosis, temui dokter untuk lakukan vaksinasi ini.
Pertimbangan ini juga penting untuk mereka yang memiliki pekerjaan risiko tertular dan menularkan penyakit seperti guru atau petugas kesehatan, wanita usia subur yang belum hamil, dan mereka yang sering melakukan perjalanan kerja dan wisata.

Tetanus dan difteri (Td)
Seluruh orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap tiga dosis seri primer dari difteri dan toksoid tetanus, dengan dua dosis diberikan paling tidak dengan jarang empat minggu dan dosis ketiga diberikan enam hingga 12 bulan setelah dosis kedua.
Bila orang dewasa belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri, maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat setiap 10 tahun.

Measles, Mumps, Rubella (MMR)
Orang dewasa yang lahir sebelum 1957 dianggap telah mendapat imunitas secara alamiah. Sementara mereka yang lahir mulai dan setelah 1957 perlu mendapat satu dosis vaksin MMR. Beberapa kelompok orang dewasa yang berisiko terpapar mungkin memerlukan dua dosis tidak kurang dari jarak empat minggu.

Meningokok
Vaksin ini wajib diberikan pada calon haji. Vaksin ini juga dianjurkan untuk individu yang memiliki defisiensi imun, pasien asplenia anatomik dan fungsional, dan pelancong ke negara yang terdapat epidemi penyakit meningokok (misal di sub-Sahara Afrika). Pertimbangkan vaksinasi ulang setelah tiga tahun.

Pneumokok
Vaksin ini diberikan pada orang dewasa usia di atas 65 tahun dan mereka yang menderita penyakit kardiovaskular kronos, diabetes melitus, alkoholik chirrosis, infeksi HIV, leukemia, penyakit limfoma Hodgkins, dan lain-lain.
Vaksinasi ulang secara rutin pada individu imunokompeten yang sebelumnya mendapat vaksinasi Pneumo 23 valensi tidak dianjurkan, tetapi sevaksinasi dianjurkan jika vaksinasi sebelumnya sudah lebih dari lima tahun. (net/mel)
 
Pentingnya Vaksin Influenza

Salah satu cara untuk pencegahan penularan influenza adalah dengan menggunakan vaksin. Dewasa ini sudah tersedia vaksin influenza manusia yang sudah digunakan secara luas di berbagai negara termasuk Indonesia. Manfaat vaksin influenza ialah dengan menurunkan risiko penularan serta mengurangi angka masuk rumah sakit maupun kematian.

Di beberapa negara, vaksin influenza telah menjadi program pemerintah terutama untuk kelompok usia lanjut. Selain kelompok usia lanjut, yang dianjurkan untuk memperoleh vaksinasi influenza adalah orang yang mempunyai penyakit kronis, seperti orang dengan HIV/AIDS.

Untuk meningkatkan pencegahan penularan influenza, diperlukan kerja sama dari setiap kalangan untuk membantu dari tingkat edukasi sampai ke taraf penggunaannya. Oleh karena penggunaan vaksin ini masih dibiayai oleh masyarakat per individu, belum termasuk program pemerintah, maka diperlukan pemahaman masyarakat serta kemudahan untuk mendapat pelayanan vaksin ini di rumah sakit, praktek dokter maupun unit layanan kesehatan lainnya.

Seperti juga pada anak, imunisasi dapat mencegah penularan penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin. Vaksinasi influenza ternyata dapat menurunkan angka kematian pada usia ianjut secara nyata. Vaksin yang dianjurkan pada orang dewasa diantaranya adalah vaksin influenza, pneumonia, tetanus, rubella dan sekarang juga tersedia vaksin HPV (Human Papiloma Virus).

Vaksin influenza diberikan satu tahun sekali, untuk vaksin pneumonia lima tahun sekali. Vaksin pneumonia juga dianjurkan untuk orang usia lanjut dan berpenyakit kronis. Vaksin tetanus dan rubela diperlukan terutama bagi perempuan muda. Untuk mencegah kanker serviks dan penyakit lain yang berkaitan dengan infeksi HPV, vaksin HPV adalah cara yang tepat dilakukan.

Manfaat vaksinasi pada orang dewasa belum sepenuhnya dipahami masyarakat. Masih diperlukan sosialisasi agar imunisasi pada orang dewasa dapat berjalan sebaik imunisasi pada anak. Dari segi biaya pun, vaksinasi ini masih termasuk mahal, karena masyarakat masih harus membayar sendiri dan belum ada subsidi dari pemerintah. Namun, kembali pada pentingnya kesehatan, hal ini dapat menjadi investasi penecegahan penyakit yang sangat bermanfaat. (bed/mel)

No comments:

Post a Comment