SEBUAH studi terbaru menunjukkan wanita yang memiliki tekanan
darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan memiliki potensi risiko untuk
serangan penyakit jantung, penyakit ginjal kronis dan diabetes.
Penelitian yang diikuti lebih dari 12.000 wanita Finlandia
selama 40 tahun dilakukan oleh American Heart Association. Satu dari tiga
wanita yang menjadi responden memiliki gejala tekanan darah tinggi selama
kehamilan mereka. Hal ini meningkatkan risiko dua hingga lima kali lebih besar
meninggal dunia akibat serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang
memiliki tekanan darah normal.
Di sisi lain, menurut laman Foxnews (11/2), hipertensi pada
kehamilan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan janin.
Sering kali mengarah pada rendahnya berat badan bayi, kelahiran prematur dan
bahkan dapat menciptakan kondisi yang berbahaya baik bagi ibu dan bayinya,
seperti plasenta abruption.
Diketahui juga bahwa hipertensi bisa mengarah pada
pengembangan preeklamsia, suatu kondisi yang dapat terjadi selama kehamilan yang
menyebabkan tekanan darah tinggi, pembengkakan, dan jika dalam kondisi
berat, bisa mempengaruhi ginjal dan hati ibu hamil.
Pada pasien yang sehat, tekanan darah cenderung berada di
ujung bawah kisaran normal dibandingkan masa kehamilan. Karenanya, para
peneliti menghimbau adanya pantauan terhadap serangan jantung pada wanita yang
menderita hipertensi selama masa kehamilan.
Terungkap pula fakta mengejutkan, dimana bagi banyak
perempuan, masa kehamilan merupakan satu-satunya waktu mereka pergi ke dokter.
Inilah sebabnya mengapa peran dokter kandungan berubah, karena juga harus
membantu wanita mengubah cara pandang mereka mengidentifikasi dan menangani
masalah kesehatan potensial di masa depan.(esy/jpnn/app)
No comments:
Post a Comment