“Softlens?
Saya juga salah satu pemakai softlens, tapi saya tahu batasan penggunaan dan
bagaimana cara membersihkannya, jadi tidak asal pakai,” tutur wanita yang sudah
2 tahun ini menjadi apoteker.
Diakuinya,
menggunakan softlens memang tak setiap hari, hanya saat-saat tertentu misalnya
ketika ia harus menghadiri suatu acara atau jika sedang berkendara jauh.
Baginya, softlens memang sudah jadi bagian hidupnya.
Terlebih
dengan minus pada matanya membuatnya terkadang tak percaya diri menggunakan
kacamata lantaran sering disindir teman-teman sekerjanya.
Meskipun
kurang nyaman, ia tak memungkiri jika dalam aktivitas kesehariannya di depan
komputer mengharuskannya untuk menggunakan kacamata. “Cuma kerja saja, karena
sering berhadapan dengan komputer, jadi mau tidak mau ya tetap dipakai,”
lanjutnya.
Sebagai
pengguna softlens, ia diharuskan mengetahui bagaimana cara merawat dan
menggunakan softlens dengan benar. Jika tidak, bukan kenyamanan yang didapat
melainkan kerusakan pada mata.
Ia
juga rutin memeriksakan matanya setiap 3 bulan sekali untuk melihat perkembangan.
“Kebetulan softlens yang saya pakai ini khusus untuk mata minus dan rabun, jadi
sama saja dengan pengganti kacamata, dan ini juga sesuai dengan anjuran dokter
mata saya,” tegasnya.
Sedangkan
untuk jenis dan warnanya, ia lebih suka memilih warna netral sesuai dengan
warna mata aslinya. Hal ini karena ia tak ingin menghilangkan kesan natural
alami jika softlens sudah digunakan.
Memang
softlens bisa mempercantik penampilan terutama mata, tapi jika tidak
menggunakannya dengan baik dan benar, pastinya akan memberikan efek yang kurang
baik bahkan bisa merusak mata. (mel2)
No comments:
Post a Comment