Hidangan kudapan manis untuk berbuka memang
cepat mengembalikan energi seteah seharian berpuasa. Namun manisnya gula yang
berlebihan dapat berdampak tidak baik untuk kesehatan tubuh. Kontrol asupan
gula saat berbuka puasa agar Anda tetap sehat selama menjalankan ibadah di
bulan Ramadan.
Kurang afdol rasanya jika berbuka puasa
tanpa didahului dengan menyantap kudapan manis untuk berbuka. Kolak pisang,
biji salak, bubur sumsum, es blewah, es sirup, dan setup kolang-kaling adalah
sederet nama hidangan yang biasanya tersaji sebagai tajil berbuka pasa. Sudah
menjadi tradisi dan rasanya susah untuk mengurangi apalagi menghilangkan. Di
sisi lain, hidangan ini mengandung banyak gula yang jika dikonsumsi melebihi
ambang batas dapat menggangu kesehatan. Jangan berkecil hati, karena banyak
kiat agar Anda tetap menikmati manisnya kudapan berbuka tanpa harus kelebihan
asupan gula.
Mengenal Gula Lebih Dekat
Banyak salah kaprah dari kita yang
mengartikan gula sebagai gula pasir, padahal sebenarnya pengertian gula adalah
semua jenis pemanis yang mengandung kalori. Seperti gula merah, sirup maple,
gula batu, gula semut atau gula bit. Gula pasir yang paling populer merupakan
sukrosa yang termasuk dalam kategori jenis gula disakarida. Secara kimiawi,
gula disakarida ini tersusun atas glukosa dan fruktosa.
Di pasaran banyak sekali dijual beragam
jenis gula. Gula pasir yang terbuat dari tetes tebu, gula merah (gula jawa)
dari sadapan air nira kelapa, gula aren dari nira pohon aren, gula batu, gula
bit dari umbi bit dan sirup maple yang terbuat dari getah pohon maple.
Gula-gula ini memiliki bentuk dan warna yang berbeda-beda, seperti gula pasir
berupa butiran kristal utih dan gula dan gula merah bentuknya balokan dengan
warna kecokelatan. Meskipun berbeda sumber, semua memiliki kesamaan yaitu memberikan
rasa manis pada makanan atau minuman.
Ambang Batas Konsumsi Gula
Saat berbuka puasa, tubuh kita akan merasa
cepat menjadi bugar setelah mengonsumsi hidangan manis. Hal ini disebabkan
karena gula merupakan sumber energi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh
sehingga badanpun akan cepat bugar kembali setelah menyantap hidangan manis.
Gula juga sumber gizi esensial untuk kerja otak dan organ vital lain seperti
ginjal dan sel darah merah. Meskipun sumber energi esensial, bukan berarti kita
boleh dengan bebas mengonsumsi gula. Berdasarkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan, kebutuhan energi orang dewasa diperlukan sekitar 2300 kalori per
hari. Dari jumlah 2300 kalori ini para ahli gizi menyarankan sekitar 60
persennya berasal dari karbohidrat yang salah satu sumbernya adalah gula.
Dalam ambang batas yang wajar, konsumsi
gula tidak membahayakan bagi tubuh. Bahkan gula disinyalir memberi dampak
menenangkan jiwa dan merangsang rasa kantuk. Hal ini disebabkan karena gula
dapat meningkatkan zat penenang dalam otak yang disebut dengan serotonin.
Namun perlu diingat, bahwa gula terkait
dengan konsumsi energi. Jika tidak digunakan untuk beraktifitas, konsumsi
energi yang berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak oleh tubuh. Jangka
panjangnya tubuh akan mengalami obesitas yang merupakan awal timbulnya beragam
penyakit. Asupan gula yang tinggi akan meningkatkan asupan energi, kondisi ini
dapat mepengaruhi keadaan kesehatan bagi orang yang menderita penyakit
tertentu, seperti diabetes mellitus atau glucose intolerance.
Kudapan Manis Rendah Gula
Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan
gula, kita harus cermat di dalam mengonsumsi gula. Terutama saat bulan
Ramadhan, karena pada bulan puasa, konsumsi gula justru meningkat karena
tradisi mengonsumsi makanan manis saat berbuka. Berikut kiat sehat mengurangi
asupan gula tanpa harus mengurangi kenikmatan rasa dari kudapan berbuka.
1.
Pilih Bahan yang Memiliki Rasa
Manis Alami. Karena kandungan gula buah (fruktosa) lebih sehat dibandingkan
gula pasir. Seperti saat menyiapkan kolak, ganti manisnya gula dengan
menggunakan bahan yang memiliki rasa manis alami, seperti labu kuning, ubi
jalar, atau pisang sebagai bahan isi. Rasa manis alami dari bahan ini dapat
mengurangi jumlah gula dalam kuah kolak.
2.
Biasakan Mengonsumsi Kudapan
Berbahan Buah. Kudapan manis untuk berbuka tidak selalu harus menambahkan gula.
Jus mangga, jus semangka, smoothie melon, atau smoothie kurma tetap segar dan
manis meskipun Anda tidak menambahkan gula.
3.
Puding Sehat Kaya Serat. Puding
dingin dengan rasa manis asli dari buah-buahan akan membuat Anda sehat karena
selain segar dan nikmat, kudapan ini juga kaya serat yang akan menjaga saluran
pencernaan. Cobalah membuat puding dengan cairan dari perasan jeruk manis, jus
sari wortel atau air kelapa. Dijamin, puding Anda tetap manis dan segar tanpa
harus menambahkan gula pasir.
4.
Ganti dengan Pemanis Buatan.
Bagi Anda yang menderita penyakit tertentu, seperti diabetes, penggunaan
pemanis dapat menggantikan gula pasir sebagai campuran bahan tajil berbuka.
Penambahan sedikit pemanis buatan pada minuman, kolak atau kuah biji salak
dapat mengurangi penggunaan jumlah gula pasir sehingga Anda tetap menikmati
kudapan manis saat berbuka.
5.
Manisnya Madu Lebih Sehat.
Meskipun manis, madu memiliki beragam manfaat dan lebih sehat dibanding dengan
gula. Anda bisa mengganti penggunaan gula pasir dengan madu di saat Anda
membuat es teh, teh hangat atau jus buah untuk berbuka puasa.
6.
Kurangi Porsi. Ingat kudapan
manis saat berbuka adalah hidangan tajil atau kudapan kecil pembuka. Anda masih
memerlukan nutrisi lain yang diperoleh dari hidangan utama. Jadi, jangan
berlebihan mengonsumsi kudapan manis saat berbuka karena gula bersifat
mengenyangkan dan mengurangi nafsu makan. (net/mel)
No comments:
Post a Comment