Memasuki tahun ketiga, balita akan terlihat mulai lincah
bergerak. Hal ini sejalan dengan semakin berkembangnya kemampuan motorik
mereka. Mereka akan cenderung menyalurkan energi yang mereka miliki dengan
melakukan aktivitas-aktivitas fisik seperti berlari-lari, memanjat, melompat,
dsb. Dengan adanya kebutuhan untuk penyaluran energi serta keinginan anak untuk
memuaskan rasa ingin tahunya, maka tidak heran jika mereka ingin menjelajah
lingkungannya, termasuk yang ada di luar rumahnya. Dengan bermain di luar,
tidak jarang mereka akan menemukan hal baru dan menarik untuknya, yang dapat
menjadi sarana baginya untuk belajar banyak hal seperti hukum-hukum alam dan
pengetahuan-pengetahuan tentang lingkungan sekitarnya.
Selain itu, bermain di luar juga dapat memberi kesempatan
pada anak untuk relaksasi atau keluar dari suasana atau situasi rutin
sehari-hari di dalam rumah, yang sangat berguna dalam mengatasi kejenuhan dan
penurunan semangat anak dalam beraktivitas.
Manfaat lain yang dapat diperoleh anak dari bermain di luar
adalah anak akan memiliki kesempatan untuk belajar ketrampilan sosial seperti
berkenalan dengan orang /anak lain, berkomunikasi, dan menjalin hubungan
interpersonal secara lebih akrab.
Selain itu dengan bermain di luar bersama anak-anak lain,
anak dapat merasakan nikmatnya sebuah pengalaman bersama-sama seperti bermain
kejar-kejaran, bermain sepeda, menari dan bernyanyi bersama dengan iringan
musik, berjalan-jalan di taman memperhatikan aneka bentuk dan warna bunga atau
hewan-hewan yang ada di sekitar, dan banyak lagi. Dengan adanya
pengalaman-pengalaman tersebut, akan dapat memberikan perasaan bahagia pada
anak. Perasaan bahagia pada anak ini amat penting dalam mendorong perkembangan
yang optimal pada diri anak. Baik dalam hal perkembangan sosial, motorik, emosi
maupun perkembangan kecerdasannya.
Melihat adanya berbagai manfaat dari kegiatan bermain di
luar pada anak, maka perlu kiranya anak diberi kesempatan untuk bermain di
luar. Namun demikian, mengingat usia anak yang masih kecil, maka sebagai
orangtua atau orang yang dekat dengannya, hendaknya kita tetap mengawasi atau
memperhatikan keamanan anak saat bermain di luar. Misalnya jangan sampai anak
bermain di jalan raya yang ramai, bermain api atau bahan-bahan kimia yang
berbahaya, serta memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya atau hal-hal lain
yang berbahaya seperti perkelahian dengan temannya sendiri yang berpotensi
untuk mencederai fisik maupun perasaan anak.
Selain itu bimbingan dan pengarahan pada anak juga
diperlukan pada saat anak bermain di luar sehingga kita dapat memastikan bahwa
anak berada dalam lingkungan yang dapat memberikan rangsangan pengetahuan dan
ketrampilan yang diperlukannya. Apabila kondisi memungkinkan, sesekali ada
baiknya orangtua membawa anak mengunjungi tempat/kelompok bermain yang
mempunyai sarana khusus untuk anak seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan
dan tempat-tempat memanjat agar aktivitas anak dapat lebih bervariasi.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah
memastikan tersedianya asupan gizi yang cukup bagi anak, mengingat aktivitas
bermain di luar rumah, memerlukan energi yang cukup besar. Sebagai orang tua
hendaknya juga mengingatkan anak untuk tetap menjaga keseimbangan antara
bermain, istirahat dan makan. Orang tua perlu membatasi waktu bermain anak agar
anak tidak kelelahan, yang dapat menurunkan daya tahan tubuhnya dan berakibat
anak menjadi sakit.
Dalam bermain di luar rumah, perlu juga diajarkan kepada
anak beberapa aturan-aturan dan disiplin-disiplin yang konsisten sehingga mudah
bagi anak untuk membedakan mana yang boleh dan tidak. Ia perlu mengenal dan
mengikuti norma dan nilai-nilai yang berlaku bukan hanya dalam keluarganya
tetapi juga dalam masyarakat sekitarnya. (snt/mel)
No comments:
Post a Comment