Friday, 6 March 2015

Wajarkah Anak Suka Melamun?







Perilaku melamun bisa dikatakan sebagai perilaku normal dan terkadang justru membawa manfaat. Namun, intensitas dan kualitasnya harus masih dalam taraf yang wajar.
Ada anak yang memang lebih kerap mengkhayal ketimbang anak lainnya. Anak yang berkarakter tenang suka mengamati untuk memahami sesuatu yang baru ia lihat. Aspek kognitif si prasekolah yang tengah berkembang pun cenderung mendorong pikirannya untuk selalu melayang-layang. Sehabis menikmati film Upin dan Ipin, misal, anak yang tengah teringat kecerdikan anak kembar itu, lantas beranda-andai jikalau ia bisa secerdas mereka dan berhasil menangkap pejahat.
Rasa bosan atau tak ada minat pada kegiatan tertentu juga dapat membuat anak melamun. Keinginannya untuk menonton film Donald Duck yang “terjegal” keharusan belajar, bisa saja membuat si kecil jadi berkhayal bagaimana kalau pada saat itu ia tengah menyaksikan aksi kocak bebek nakal itu. Selain wajar, melamun sebenarnya juga dapat menstimulasi kreativitas berpikir anak. Saat tengah duduk termenung dan menyaksikan buah jambu yang jatuh dari pohon, dalam benaknya bisa timbul pertanyaan. “Kok jambunya jatuh, ya?” Setelah menerka-nerka penyebabnya, namun tak ketemu jawabannya, ia bisa saja bertanya kepada orangtuanya. Dari situlah ia mendapat pengetahuan baru dari aktivitas melamun.
Waspadai Bila Terlalu Sering
Namun tentu intensitas melamun yang terlalu sering dan lama (sampai mengganggu aktivitas) harus dicari akar permasalahannya dan perlu segera ditangani. Berikut adalah beberapa ciri melamun yang terbilang sudah tidak wajar:
    Melamun di dua tempat yang berbeda
Misal tidak hanya melamun selama di rumah, dari laporan guru, anak pun kerap bengong kala pelajaran tengah berlangsung.
    Melakukan kecerobohan
Melamun pun bisa diidentifikasi lewat kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan anak. Contoh, saat ia diminta menulis angka 01 jadi 10, 12 jadi 21, minta tolong mengambilkan pensil biru jadi pensil merah, dan lainnya.
    Menjadi pelupa
Anak berubah menjadi pelupa. Beban pikiran yang mengganggu keseimbangan otaknya membuat ia sering kehilangan alat tulis, botol air minum di sekolah, lupa meletakkan mainan, dan lainnya.
    Clumsy
Beberapa gejalanya saat berjalan menabrak sesuatu (entah meja, sofa, dan lainnya), mudah terjatuh, koordinasi gerakan lemah, dan lainnya. Jika gejala ini muncul mungkin beban di otaknya sudah sangat berat sampai-sampai ia tak bisa beraktivitas dengan baik.
Satu hal yang jelas, perilaku bengong atau melamun anak yang sudah tak wajar mesti mendapat perhatian khusus dari orangtua. Tanpa adanya penanganan serius, lama-kelamaan keadaan ini akan memunculkan dampak yang lebih buruk yang bisa menganggu pertumbuhan fisik dan psikis anak.
Anak yang seharusnya tumbuh aktif mengeksplorasi lingkungan dan bersosialisasi dengan kawan-kawannya, malah sering menyendiri dan melamun. Jika dibiarkan, dampaknya dapat merembet terhadap hal lain, seperti ia jadi malas belajar, tidak mau makan, tidak nyenyak tidur, dan sebagainya. (nkt/mel)



Terlalu Sering, Efeknya Bikin Malas

Memang sih dengan melamun kita terkadang bisa mendapatkan berbagai manfaat, tapi melamun yang positif. Misalnya dengan melamun impian, maka kita akan mampu terus bersemangat untuk menggapa cita-cita, atau dengan melamun untuk instropeksi diri sih bagus-bagus aja. Namun kalau ngelamunnya ke arah yang negatif, ini nih yang berbahaya. Tapi walau ngelamun positif, kalau keseringan juga nggak bagus lho sobat. Mau tahu apa saja akibat bila keseringan melamun ? Ini dia...
Membuat Kita Malas
Yang pasti kalau udah terlanjur melamun ataupun melamun ke arah yang negatif, pastinya kita bakalan malas untuk melakukan apa saja. Badan terasa berat, mau ngapa-ngapain malas melulu. Maka dari itu terkadang kamu bertanya tanya kenapa kita bisa malas ? Salah satunya adalah karena kebanyakan ngelamun.
Kehilangan konsentrasi
Orang kalau sedang melamun, kalau ada orang ngomong disebelahnya seakan tak mendengar apa-apa. Ini juga bisa membuat kamu kehilangan konsentrasi, kasihan kan sama temen kamu yang biasa ngomong banyak eh kamu malah ngelamun. Nggak baik tuh ....
Tidak Bertindak Tapi Kebanyakan Melamun
Kalau kita melamun biasanya pasti membuahkan beberapa ide baru atau solusi. Namun terkadang kita tidak melakukan solusi itu, malah kita terus-terusan melamun. Dan melupakan apa yang harusnya diperbuat dengan hasil lamunan tadi.
Pikiran Kosong
Hati-hati nih, bisa-bisa kesambet malahan. Terbukti kan ada beberapa berita di televisi ada peristiwa kesurupan karena pikirannya kosong. Jadi ngeri juga kan, maka dari itu jangan biarkan pikiranmu kosong.
Bisa stress
Hati-hati kalau kelebihan melamun, nantinya kamu akan stress dan otakmu lelah untuk berpikir. Melamun boleh-boleh saja, asalkan jangan keseringan sampai otak dan pikiran jadi stress.
Aku rasa itulah beberapa hal dari sekian banyak hal yang diakibatkan bila keseringan melamun. Maka dari itu mulai sekarang kurangi lamunan itu, dan saatnya memulai hidup yang penuh semangat. Kalau mungkin yang kamu lamunkan adalah masa lalu, jadikanlah momen masa lalu itu sebagai motivasi ke masa depan. Dan satu lagi ingatlah bahwa masa lalu itu hanya untuk dikenang, dan bukan untuk terus-terusan dijadikan bahan lamunan. (gen/mel)

No comments:

Post a Comment