Perilaku melamun bisa dikatakan sebagai perilaku normal dan
terkadang justru membawa manfaat. Namun, intensitas dan kualitasnya harus masih
dalam taraf yang wajar.
Ada anak yang memang lebih kerap mengkhayal ketimbang anak
lainnya. Anak yang berkarakter tenang suka mengamati untuk memahami sesuatu
yang baru ia lihat. Aspek kognitif si prasekolah yang tengah berkembang pun
cenderung mendorong pikirannya untuk selalu melayang-layang. Sehabis menikmati
film Upin dan Ipin, misal, anak yang tengah teringat kecerdikan anak kembar
itu, lantas beranda-andai jikalau ia bisa secerdas mereka dan berhasil
menangkap pejahat.
Rasa bosan atau tak ada minat pada kegiatan tertentu juga
dapat membuat anak melamun. Keinginannya untuk menonton film Donald Duck yang
“terjegal” keharusan belajar, bisa saja membuat si kecil jadi berkhayal
bagaimana kalau pada saat itu ia tengah menyaksikan aksi kocak bebek nakal itu.
Selain wajar, melamun sebenarnya juga dapat menstimulasi kreativitas berpikir
anak. Saat tengah duduk termenung dan menyaksikan buah jambu yang jatuh dari
pohon, dalam benaknya bisa timbul pertanyaan. “Kok jambunya jatuh, ya?” Setelah
menerka-nerka penyebabnya, namun tak ketemu jawabannya, ia bisa saja bertanya
kepada orangtuanya. Dari situlah ia mendapat pengetahuan baru dari aktivitas
melamun.
Waspadai Bila Terlalu Sering
Namun tentu intensitas melamun yang terlalu sering dan lama
(sampai mengganggu aktivitas) harus dicari akar permasalahannya dan perlu
segera ditangani. Berikut adalah beberapa ciri melamun yang terbilang sudah
tidak wajar:
Melamun di dua tempat yang
berbeda
Misal tidak hanya melamun selama di rumah, dari laporan
guru, anak pun kerap bengong kala pelajaran tengah berlangsung.
Melakukan kecerobohan
Melamun pun bisa diidentifikasi lewat
kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan anak. Contoh, saat ia diminta menulis
angka 01 jadi 10, 12 jadi 21, minta tolong mengambilkan pensil biru jadi pensil
merah, dan lainnya.
Menjadi pelupa
Anak berubah menjadi pelupa. Beban pikiran yang mengganggu
keseimbangan otaknya membuat ia sering kehilangan alat tulis, botol air minum
di sekolah, lupa meletakkan mainan, dan lainnya.
Clumsy
Beberapa gejalanya saat berjalan menabrak sesuatu (entah
meja, sofa, dan lainnya), mudah terjatuh, koordinasi gerakan lemah, dan
lainnya. Jika gejala ini muncul mungkin beban di otaknya sudah sangat berat
sampai-sampai ia tak bisa beraktivitas dengan baik.
Satu hal yang jelas, perilaku bengong atau melamun anak yang
sudah tak wajar mesti mendapat perhatian khusus dari orangtua. Tanpa adanya
penanganan serius, lama-kelamaan keadaan ini akan memunculkan dampak yang lebih
buruk yang bisa menganggu pertumbuhan fisik dan psikis anak.
Anak yang seharusnya tumbuh aktif mengeksplorasi lingkungan
dan bersosialisasi dengan kawan-kawannya, malah sering menyendiri dan melamun.
Jika dibiarkan, dampaknya dapat merembet terhadap hal lain, seperti ia jadi
malas belajar, tidak mau makan, tidak nyenyak tidur, dan sebagainya. (nkt/mel)
Terlalu Sering, Efeknya Bikin Malas
Memang sih dengan melamun kita terkadang bisa mendapatkan
berbagai manfaat, tapi melamun yang positif. Misalnya dengan melamun impian,
maka kita akan mampu terus bersemangat untuk menggapa cita-cita, atau dengan
melamun untuk instropeksi diri sih bagus-bagus aja. Namun kalau ngelamunnya ke
arah yang negatif, ini nih yang berbahaya. Tapi walau ngelamun positif, kalau
keseringan juga nggak bagus lho sobat. Mau tahu apa saja akibat bila keseringan
melamun ? Ini dia...
Membuat Kita Malas
Yang pasti kalau udah terlanjur melamun ataupun melamun ke
arah yang negatif, pastinya kita bakalan malas untuk melakukan apa saja. Badan
terasa berat, mau ngapa-ngapain malas melulu. Maka dari itu terkadang kamu
bertanya tanya kenapa kita bisa malas ? Salah satunya adalah karena kebanyakan
ngelamun.
Kehilangan konsentrasi
Orang kalau sedang melamun, kalau ada orang ngomong
disebelahnya seakan tak mendengar apa-apa. Ini juga bisa membuat kamu
kehilangan konsentrasi, kasihan kan sama temen kamu yang biasa ngomong banyak
eh kamu malah ngelamun. Nggak baik tuh ....
Tidak Bertindak Tapi Kebanyakan Melamun
Kalau kita melamun biasanya pasti membuahkan beberapa ide
baru atau solusi. Namun terkadang kita tidak melakukan solusi itu, malah kita
terus-terusan melamun. Dan melupakan apa yang harusnya diperbuat dengan hasil
lamunan tadi.
Pikiran Kosong
Hati-hati nih, bisa-bisa kesambet malahan. Terbukti kan ada
beberapa berita di televisi ada peristiwa kesurupan karena pikirannya kosong.
Jadi ngeri juga kan, maka dari itu jangan biarkan pikiranmu kosong.
Bisa stress
Hati-hati kalau kelebihan melamun, nantinya kamu akan stress
dan otakmu lelah untuk berpikir. Melamun boleh-boleh saja, asalkan jangan
keseringan sampai otak dan pikiran jadi stress.
Aku rasa itulah beberapa hal dari sekian banyak hal yang
diakibatkan bila keseringan melamun. Maka dari itu mulai sekarang kurangi
lamunan itu, dan saatnya memulai hidup yang penuh semangat. Kalau mungkin yang
kamu lamunkan adalah masa lalu, jadikanlah momen masa lalu itu sebagai motivasi
ke masa depan. Dan satu lagi ingatlah bahwa masa lalu itu hanya untuk dikenang,
dan bukan untuk terus-terusan dijadikan bahan lamunan. (gen/mel)
No comments:
Post a Comment