Anda punya buah hati yang sedang melewati
usia sekolah? Masih duduk di bangku Tk atau SD, luangkan sejenak membaca
tulisan ini. Anak-anak kita yang umurnya rentang usia 4 – 12 tahun adalah
anak-anak yang masih dalam tahapan tumbuh kembang. Anak-anak yang sebelumnya
mungkin hampir 24 jam berada di bawah pengawasan kita, kini tidak lagi
sepenuhnya. Memasuki gerbang sekolah untuk menuntut ilmu dan bersosialisasi
dengan lingkungan di luar rumah. Bukan hanya perubahan teman-teman bermain,
pola pengasuhan, tetapi juga pola makan yang perlu diperhatikan. Ada baiknya
khusus tentang makanan bagi si kecil di sekolah kita seleksi dengan cermat.
Makanan yang dimaksud adalah jajanan si kecil, entah itu beli di kantin sekolah
atau bekal dari rumah. Maka alangkah bijaksananya kita sebagai orang tua tetap
melakukan langkah preventif, dengan memperhatikan jajanan apasaja yang boleh
atau perlu dihindari anak.
Kini marak diberitakan tentang jajanan
sekolah yang tak sehat. Bukan haya satu dua kasus yang pernah terekspos di
media tetapi begitu sering kita saksikan di televisi. Adanya anak-anak yang
mengalami keracunan akibat mengkonsumsi jajanan tak sehat begitu sangat
memprihatinkan. Menjadi hal penting tindakan yang sebaiknya kita lakukan adalah
membekali anak dengan jajanan sehat dari rumah.
Pentingnya
bekal sehat
Membiasakan membawakan bekal makanan sehat
ke sekolah si kecil sangat dianjurkan oleh para pakar. Kebiasaan yang mungkin
sedikit merepotkan bagi orang tua, namun sangat bermanfaat bagi kesehatan buah
hati kita. Kalau anda tipe orang tua yang sangat peduli dengan tumbuh kembang
buah hati anda, pengorbanan dan kerelaan anda bersusah payah memang
dipertaruhkan. Bukan hal yang mudah memang, tetapi perlu disadari betapa
pentingnya hal ini bagi berlanjutnya potensi kesuksesan anak anda di masa depan.
Ada beberapa keuntungan yang kita peroleh, dengan rajin membekali anak dengan
bekal sehat dari rumah. Adapun keuntungan tersebut diantaranya:
1. Mendidik anak tidak boros
Dengan bekal yang kita buatkan tak perlu
lagi kita menambah uang jajan. Dengan gaya dan pola mendidik yang cerdas kita
bisa mengalihkan uang jajan menjadi alokasi tabungan bagi si kecil. Anak pun
takkan mudah tergiur dengan jajanan yang mereka lihat disekolah. Menanamkan
sikap hemat sangat sulit jika tak dilakukan sejak usia dini. Saya yakin anda
yang bisa bersikap hemat atau boros sangat dipengaruhi oleh pola yang
ditanamkan orangtua anda sejak masa kanak-kanak. Coba diingat ya??
2. Mendekatkan hubungan orang tua dan anak
Anak yang terbiasa dengan bekal yang
dibuatkan khusus oleh ibunya akan sangat mudah berempati, anak merasa lebih
diperhatikan. Hubungan emosional dengan sendirinya lebih dekat, karena setiap
olahan kita pasti ada bumbu kasih sayang yang tertuang di dalamnya. Melihat
sang ibu bersusah payah dipagi hari melawan udara dingin dan kantuk, namun
tetap menyiapkan sarapan dan bekal yang sehat, anak anda pasti sangat sayang
pada anda. Buktikan sendiri deh!
3. Anak kita terhindar dari gangguan kesehatan yang bersumber
dari jajanan tak sehat
Ini manfaat yang paling penting, dan tak
ternilai harganya. Saat kita melihat anak kita tumbuh dengan sehat, menjadi
kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Bahkan bisa menjadi tolok ukur akan
kesussekan kita menjadi seorang ibu, yang fitrahnya adalah menjaga, mengasuh,
mendidik, dan membesarkan anak. Siapa sih yang pertama kali dilihat sinis dan
disindir “ ga bener urus anak” , kalau ga kaum ibu??
Tentu selain kemauan kita membekali anak
dengan bekal sehat, kita juga harus tahu syarat bekal yang sehat. Tidak akan
berarti banyak capek yang kita rasakan jika kita abai dengan syarat yang harus
kita ketahui dalam membuat bekal sehat.
Syarat
Bekal Sehat
Bekal sehat untuk anak sekolah TK atau SD,
memang harus disesuaikan dengan umur dan kebutuhan nutrisi anak. Selain itu
bentuk aktivitas disekolahpun tetap harus diperhatikan sehingga bekal yang kita
buat benar-benar sesuai kebutuhan anak. Adapaun syarat-syarat bekal sehat
antara lain:
1. Memenuhi unsur gizi
Tak perlu anda membandingkan tingkat
pendidikan anda sebagai ibu dengan ibu lain. Karena pengetahuan tentang gizi
sangat mudah kita peroleh. Hanya ibu yang malas saja yang berkeluh “ tidak tahu
mana makanan bergizi”.
Nilai gizi pada makan ditentukan dari
pemenuhuan karbohidrat, protein, lemak, ditambah unsure mineral dan vitamin.
Pada prinsipnya kebutuhan gizi anak sama dengan orang dewasa. Namun mengingat
anak masih dalam usia pertumbuhan, maka sangat disarankan pemenuhan kebutuhan
protein yang cukup. Sumber-sumber gizi Karbohidrat bisa berupa roti, nasi,
kentang, . Terpenuhi nya karbohidrat juga memberi sumbangan rasa kenyang yang
dibutuhkan anak-anak. Sumber lemak
banyak berasal dari daging, minyak, dan mentega. Protein bisa kita peroleh dari daging, telur,
ikan, dan protein nabati dari olahan
kedelai yaitu tahu dan tempe. Kebutuhan
vitamin juga disarankan dengan memenuhi aneka buah dan sayur.
2. Bersih
Pola hidup bersih yang sudah tertanam sejak
dini, bukan lagi menjadi masalah untuk menyiapakan bekal yang sehat dan bersih.
Tentu mencakup dari proses pembuatan bekal, alat yang digunakan, hingga kotak
bekal. Bahkan dalam ajaran agama tertentu “ Kebersihan itu sangat dianjurkan,
karena menjadi bagian dari bentuk keimanan seseorang.
Ibu yang mengolah sendiri bekal untuk anak,
pasti akan lebih cermat memeperhatikan kebersihan selama proses memasak hingga
mengemas dalam kotak bekal.
3. Menarik
Point ini lebih pada metode persuasive kita
agar anak mau memakan bekal yang kita buat. Kreativitas kita, dan kemaunan
untuk tetap menjaga mood anak harus kita pelihara. Variasikan menu dan
penampilan sehingga anak tidak merasa bosan, dan malas membuka kotak bekalnya.
4. Sesuaikan dengan aktivitas sekolah
Makanan bekal sebaiknya disesuaikan dengan
jadwal makan anak. Untuk anak TK yang hanya disekolah kurang dari 5 jam mungkin
lebih cocok berupa snack dengan ukuran kecil. Sedangkan untuk anak SD yang
beraktivitas lebih dari 5 jam dapat dibekali 2 macam bekal. Pada istirahat
pertama cukup dengan kudapan atau makanan ringan. Sedangkan untuk istirahat
kedua dengan makanan yang cukup mengeyangkan. Pilihlah hidangan sepinggan,
yaitu istilah untuk satu hidangan namun lengkap dan padat gizi. Sisi
kepraktisan harus diperhatikan mengingat kaum ibu yang menyiapkan di pagi hari
adalah waktu yang pendek jika kedua orang tua pun harus pergi bekerja.
Jika aktivitas sekolah banyak memerlukan
kegiatan fisik seperti mata pelajaran olahraga dan praktek ke lapangan, boleh
ditambah porsi bekal.
5. Sesuaikan dengan organ pencernaan
Anak-anak memiliki organ pencernaan yang
belum sepenuhnya maksimal. Memilih makanan dengan tekstur lunak sangat
disarankan agar mudah dicerna oleh organ pencernaan anak. Hindari daging dengan
potongan besar, dan menggunakan bumbu-bumbu yang terlalu tajam. Beberapa bumbu
seperti cuka, cabai, dan lada justru berpotensi menganggu system pencernaan
anak. Apalagi jika terjadi dilingkunagn sekolah , ini akan sangat menganggu
kegiatan belajar anak. Dan sebaiknya lengkapi dengan air minum. Air minum
sangat penting untuk menghindaari dehidrasi setelah anak beraktivitas.
(net/mel)
No comments:
Post a Comment