Fotografer: Akhiruddin
Model: Ipana
Lokasi: Bandara Kalimarau
|
Penyakit ini mulai dikhawatirkan masyarakat karena gejalanya
yang sangat umum, yaitu sifat pelupa. Karena begitu banyaknya orang yang merasa
mulai pelupa, dalam usia berapapun, maka pertanyaan mengenai apakah penyakit
ini sedang berkembang dengan pesat menjadi topik yang hangat dibicarakan.
Penyakit itu adalah “demensia” atau sering disebut juga sebagai “pikun” yang
gejala utamanya dikatakan sebagai sifat pelupa.
Berhubungan dengan demensia ini adalah penyakit lain yang
sering sekali dikaitkan dengan demensia atau dikatakan sebagai penyebab
demensia, yaitu penyakit “Alzheimer”, yaitu suatu penyakit degeneratif yang
dikarenakan kesalahan dalam bentuk dan fungsi protein tertentu di dalam
jaringan otak. Penyakit alzheimer ini begitu berkembang dengan angka kejadian
sangat tinggi di negara-negara Eropa dan Amerika dan sangat ditakuti karena penyakit
ini terkesan menggerogoti fungsi otak orang penderitanya hingga kematian
muncul.
Berkaitan dengan ini semua, mulailah muncul rasa
kekhawatiran masyarakan khususnya masyarakat Indonesia tentang
penyakit-penyakit ini, apalagi sifat pelupa tidak hanya dialami oleh
orang-orang berusia tua saja saat ini, tapi juga sudah dialami oleh orang-orang
dengan usia yang lebih muda bahkan remaja. Yang menjadi pertanyaan adalah
benarkah gejala tersebut merupaka demensia? Dan apakah semua demensia
disebabkan oleh penyakit Alzheimer yang ditakuti oleh banyak orang?
Sifat pelupa, walau merupakan gejala utama dari demensia,
tidak dapat selalu dikaitkan dengan demensia. Bahkan sebagian besar kasus
pelupa, bukan merupakan suatu demensia.
Demensia bukan suatu penyakit, melainkan
suatu “sindrom” yang artinya suatu kumpulan gejala. Penting dimengerti adalah
bahwa demensia merupakan suatu kumpulan gejala (gejala lebih dari satu dan
bukan hanya gejala pelupa saja. Kumpulan gejala itu bisa berupa banyak hal
selain pelupa, misalnya gangguan intelektual atau kognitif, gangguan
kepribadian, bahkan gangguan-gangguan vutal lainnya seperti gangguan
berkomunikasi atau bahkan kelumpuhan-kelumpuhan lainnya.
Sebuah referensi
mengatakan, seseorang baru bisa dikatakan mengalam demensia bila memenuhi 3
syarat, yaitu:
1. Terdiri dari kumpulan gejala yang salah satunya adalah
gejala lupa dan juga gangguan kognitif
2. Gejala-gejala yang terjadi bersifat progresif atau
semakin memberat dengan berjalannya waktu
3. Seluruh kumpulan gejala itu mengakibatkan gangguan dalam
menjalani aktifitas sehari-hari bagi si penderita, sehingga mengharuskan ada
orang lain yang membantunya.
Aktifitas sehari-hari disini adalah aktifitas
rutin harian seperti makan, minum, membersihkan diri, buang air dan lain-lain.
Bila ketiga syarat diatas terpenuhi, barulah seseorang
dikatakan menderita demensia, dan bukan hanya karena sifat pelupa saja. yang
menarik tentang sifat pelupa adalah bahwa gejala ini dapat terjadi pada
siapapun baik yang sehat. Sifat pelupa dapat terjadi karena sebab-sebab lain,
misalnya “kurangnya atensi” atau “kurangnya konsentrasi” seseorang dalam
menerima suatu berita atau data. Selain itu, beratnya beban pikian seseorang
dan stres sangat meningkatkan resiko untuk menjadi pelupa. Hal-hal ini bukanlah
pelupa akibat demensia dan ini harus jelas difiltrasi oleh seorang dokter dalam
memeriksa pasien-pasien dengan sifat pelupa yang dicurigai sebagai demensia.
(dra/mel)
7 Faktor Penyebab
Sering lupa meletakkan kunci atau dompet anda? Atau, apakah
Anda sering ketinggalan membawa barang? Bisa jadi Anda tergolong pelupa/pikun.
Jika di usia muda Anda sudah sering lupa, menurut Dr. Peter
Rendell dari University of New South Wales, Sidney, Australia, kemungkinan
besar Anda akan lebih cepat alami kepikunan.
Perlu Anda tahu, ternyata ada beberapa kebiasaan yang bisa
membuat daya kerja otak menurun. Akibatnya, memori makin buruk dan daya tangkap
pun lemah. Maka itu, hindari 7 kebiasaan yang bisa bikin cepat pikun berikut
ini:
1. Makan Terlalu Banyak
Terlalu banyak makan, apalagi yang kadar lemaknya tinggi,
dapat berakibat mengerasnya pembuluh darah otak karena penimbunan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah. Akibatnya kemampuan kerja otak akan menurun.
2. Merokok
Zat dalam rokok yang terhisap akan mengakibatkan penyusutan
otak secara cepat, serta dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.
3. Mengkonsumsi gula terlalu banyak
Konsumsi gula yang terlalu banyak akan menyebabkan
terganggunya penyerapan protein dan nutrisi, sehingga terjadi ketidakseimbangan
gizi yang akan mengganggu perkembangan otak.
4. Kurang Tidur
Otak memerlukan tidur sebagai saat beristirahat dan
memulihkan kemampuannya. Kekurangan tidur dalam jangka waktu lama akan
mempercepat kerusakan sel-sel otak.
5. Kurang menstimulasi pikiran
Berpikir adalah cara paling tepat untuk melatih otak kita.
Kurangnya stimulasi pada otak dapat menyebabkan mengkerutnya otak kita.
6. Jarang berkomunikasi
Komunikasi diperlukan sebagai salah satu sarana memacu
kemampuan kerja otak. Berkomunikasi secara intelektual dapat memicu efisiensi
otak. Jarangnya berkomunikasi akan menyebabkan kemampuan intelektual otak jadi
kurang terlatih.
7. Memikirkan banyak hal saat sakit
Bekerja terlalu keras atau memaksakan untuk menggunakan
pikiran saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas otak serta
dapat merusak otak. (net/mel)
No comments:
Post a Comment