Monday 20 July 2015

Jangan Asal Kenalkan Makanan untuk Bayi




Sejak tahun 2001, Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Setelah 6 bulan, si kecil mulai membutuhkan makanan padat, seiring  dengan mulai matangnya sistem pencernaan.
Kebanyakan bayi mulai memperhatikan apa yang dimakan oleh orang-orang di sekitarnya sejak usia 6 bulan. Kapan saat tepat untuk memulai makanan padat ?
    bayi mulai mencoba menggapai makanan di sekitarnya,
    dapat duduk dan mengendalikan kepala dan leher,
    tidak terdapat refleks mendorong makanan keluar mulut.
Makanan padat yang diberikan sebelum usia 6 bulan dapat mengakibatkan bayi kelebihan makan dan konsumsi ASI menjadi rendah. Sebaliknya bila diberikan terlalu lambat, bayi akan sulit belajar untuk mengonsumsi makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pelajaran pertama bagi bayi saat memakan makanan padat pertamanya adalah tekstur dan rasa makanan tersebut. Pada dasarnya tidak ada aturan mengenai rasa dan konsistensi makanan apa yang harus diberikan, namun hindari makanan yang harus dihaluskan di dalam mulut sebelum bayi mempunyai gigi geraham. Bayi yang terbiasa mendapatkan ASI lebih mudah menerima berbagai rasa makanan dibandingkan dengan mereka yang terbiasa mendapat susu formula.
Unsur makanan yang penting ditambahkan pada saat ini ialah zat besi. Untuk memperkenalkan makanan padat pertama kali, sebaiknya menggunakan sereal karena lebih jarang menimbulkan reaksi alergi. Sereal yang paling baik ialah yang telah difortifikasi dengan zat besi. Sereal dapat mulai diberikan dengan mencampurkan bubur susu dengan ASI atau susu formula.
Dalam beberapa bulan pertama, upayakan bayi telah mengenal berbagai rasa dan tekstur makanan. Namun, upayakan mengenalkan makanan satu per satu, setidak-tidaknya dengan interval waktu 2 hari sehingga mudah mengetahui makanan yang menimbulkan alergi. Tanda dan gejala alergi yang sering timbul ialah diare, muntah, nyeri perut, eksim, atau bayi pilek yang berlangsung terus menerus. Jika bayi alergi terhadap suatu jenis makanan, catat makanan tersebut, hindari memberikannya, dan konsultasikan kepada dokter anak.
Hal yang perlu dipersiapkan oleh orang tua saat mengenalkan makanan pertama kali ialah siapkan kesabaran serta pilih waktu yang cukup luang. Ibu yang menyusui umumnya memilih sore hari saat produksi ASI-nya paling sedikit. Lihat pula keadaan anak, orang tua harus melihat keadaan anak saat memilih waktu yang tepat.
Jika anak terlihat rewel atau lelah, orang tua harus menunda pemberian makanan hingga anak terlihat senang dan bersemangat. Yang harus diingat ialah perut bayi berukuran kecil sehingga membutuhkan makanan dalam jumlah sedikit namun sering. Mulai dengan memberikan 1 – 2 sendok teh (5-10ml) lalu tingkatkan perlahan saat bayi mulai menerimanya.

Persiapan untuk waktu makan
Berhadap-hadapan dengan bayi saat memberi makan
                Letakkan bayi di kursi yang agak tinggi, duduk tegak, menghadap ke depan. Gunakan sabuk pengaman untuk menjaga bayi tetap pada posisinya di kursi yang tinggi tersebut. Duduk sehingga anda saling berhadapan
Biarkan bayi yang memimpin
                Biarkan bayi yang memimpin saat makan. Tunggu bayi membuka mulutnya saat anda menawarkan makanan
Bayi yang mengatur kecepatan makan
                Biarkan bayi mengatur ritme makannya. Makan sesuai dengan kecepatan yang diinginkan bayi. Berhenti memberikan makan saat bayi menunjukkan tanda kekenyangan. Jangan paksakan bayi untuk makan
Bayi bermain dengan makanan
                Bayi suka memegang dan merasakan makanan baru untuk mengenal makanan tersebut. Biarkan bayi membuat sedikit kekacauan saat belajar makan dengan jari
Perlahan-lahanlah saat memberikan makanan yang baru
                Jangan merasa khawatir jika bayi menolak, atau tampak tidak menyukai mkananan tersebut saat pertama kali. Coba lagi memberikan makanan tersebut beberapa hari kemudian. Beberapa bayi berhati-hati saat makan dan membutuhkan waktu untuk percaya bahwa makanan itu baik-baik saja untuk dimakan. Terus perkenalkan bayi dengan makanan yang baru namun jangan lupakan makanan yang ia sukai sebelumnya. 

Tanda seorang anak lapar
    Bersemangat saat diletakkan di kursi tinggi
    Menghisap atau mengecapkan bibir
    Membuka mulut saat melihat makanan
    Meletakkan tangan ke dalam mulut atau menangis
    Bergerak maju atau berusaha menggapai makanan

Tanda seorang anak kenyang
    Memalingkan muka saat melihat sendok
    Menutup mulut saat melihat sendok
    Menutup mulut dengan tangan
    Menolak sambil menangis
    Tertidur. (ank/mel)



Trik Mengatur Jadwal Makan Bayi
Agar kebutuhan gizi terpenuhi, orangtua perlu memerhatikan waktu pemberian, frekuensi, porsi atau jumlah, jenis atau pemilihan bahan makanan dan sebagainya. Tentunya pemberian MPASI dilakukan secara bertahap, sesuai dengan tingkat usia bayi. Dimulai dari makanan berstektur lunak (seperti bubur susu, lalu bubur saring), lembek (bubur biasa, lalu nasi tim), hingga padat (nasi biasa/makanan keluarga).
Sebelum anak berusia 1 tahun tak perlu menambahkan gula dan garam pada makanannya. Memberi gula dan garam bisa membuatnya 'craving' (mengidam atau keinginan terus menerus) dengan makanan manis atau asin, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Biarkan anak merasakan rasa alami dari makanan tanpa gula dan garam, merasakan rasa buah alami, susu alami atau rasa ayam tanpa garam.
Nah, berikut ini tahapan pemberian MPASI berdasarkan rentang usia:
*Usia 6-7 bulan
Pemberian MPASI berguna untuk merangsang tumbuhnya gigi, melatih kemampuan motorik yaitu saat ini memegang makanan sendiri (finger good).Untuk tahap awal, bayi diberikan makanan lunak dan cair seperti bubur susu dan biskuit. Bubur susu dapat dibuat dari tepung beras yang dicampur dengan ASI. Selingi dengan tepung beras merah, kacang hijau, atau labu kuning. Berikan dalam jumlah sedikit, lalu secara bertahap kentalkan dan tambah jumlahnya. Kenalkan makanan satu demi satu pada bayi, hindari dicampur. Tunggu beberapa hari untuk mengenalkan makanan baru lainnya. Ini untuk melihat apakah bayi alergi terhadap makanan itu atau tidak.
Kemudian bayi dapat diberikan buah-buahan seperti pisang raja, pisang ambon, jeruk, labu dan papaya. Pilih buah yang baik dan tak bergetah untuk menghindari diare. Buat jus dengan campuran susu atau buah dikonsumsi sebanyak dua sendok makan sekali makan dan dua kali sehari. Setiap jenis buah diberikan 2-3 hari berturut-turut agar si kecil mengenal rasanya. Selanjutnya dikenalkan buah lain.
Setelah ia mengenal rasa buah, kemudian ditambahkan bubur susu. Beri ia satu kali buah lumat dan satu kali bubur susu. Gunakan sendok kecil untuk menyuapkan bubur. Bila ia enggak makan, hindari memaksa tapi coba bujuk sehingga ia kembali mau makan atau tunda di waktu lain ketika ia merasa lapar.
Kemudian pada usia 7 bulan, selain bubur susu dan buah, mulai diberi bubur saring. Pilih bahan makanan sumber karbohidrat, seperti beras, kentang, makaroni, kacang hijau, atau roti. Lalu dilengkapi protein hewani maupun nabati serta sayuran. Protein hewani bisa didapat dari kuning telur. Campur bahan-bahan tersebut, lalu diblender agar halus atau diulek di atas saringan. Untuk tahap awal, berikan 2 sendok makan sekali makan untuk 2-3 kali sehari. Selanjutnya tingkatkan jumlahnya sampai setidaknya 7 sendok makan.
Berikut Contoh Jadwal MPASI bagi usia 6-7 bulan:
Pukul 06.00-07.00 atau setelah bangun tidur ASI
Pukul 09.00 : bubur susu
Pukul 11.00-12.00 : buah
Pukul 14.00 : bubur susu
Pukul 17.00 : buah atau biskuit yang dicampur susu
Pukul 18:00 : ASI

*Usia 8-9 bulan
Saat ini pencernaan bayi sudah lebih kuat dan bisa dikenalkan dengan makanan yang lebih padat. Selain bubur susu berbahan buah atau tepung, lengkapi dengan bubur saring. Pada tahap usia ini dapat diberikan bubur dengan jumlah pemberian minimal 8 sendok makan untuk sekali makan. Kenalkan makanan selingan seperti bubur kacang hijau, pudding dari susu dan buah atau biskuit dan lainnya.
Lalu, secara bertahap tambahkan kandungan gizi dalam bubur dengan zat lemak seperti santan, margarin, atau minyak kelapa. Lemak dapat menambah kalori makanan, juga memberi rasa gurih dan mempertinggi penyerapan vitamin A serta zat gizi lain yang larut dalam lemak. Selain telur, sumber protein hewani bisa didapat dari daging ayam atau daging sapi, serta ikan. Variasikan bahan makanan secara bergantian sehingga si kecil terhindar dari masalah sulit makan seperti hanya mau makan dengan menu tertentu atau pilih-pilih makanan.
Berikut contoh Jadwal MPASI usia 8-9 bulan:
Pukul 06.00-07.00 atau setelah bangun tidur: ASI
Pukul 09.00 : bubur susu (berbahan buah atau tepung)
Pukul 11.00-12.00 : bubur saring
Pukul 14.00 : bubur susu (berbahan buah, tepung atau biskuit)
Pukul 17.00 : bubur saring
Pukul 18:00 : ASI

*Usia 10-12 bulan
Si kecil mampu mencerna makanan semi padat berupa nasi tim. Kenalkan pada makanan keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim diatur secara berangsur mendekati makanan keluarga. Nasi tim dibuat dari beras dan dilengkapi protein hewani dan nabati: ikan, hati ayam, ceker ayam, tempe, tahu, telur, daging ayam dan sapi, serta sayur-sayuran. Tambahkan bumbu alami dalam nasi tim, misalnya ikan ditumis dengan bawang putih dan mentega, sayur sup dimasak dengan bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.
Campurkan ke dalam makanan lembek lauk pauk dan sayuran secara bergantian.Lauk pauk sebaiknya diolah terpisah. Karena bila dicampur, lalu dihangatkan berulang-ulang, maka gizinya akan berkurang. Berikan makanan selingan bergizi seperti bubur kacang hijau, biskuit, atau buah-buahan seperti pisang, jeruk dan pepaya. Jadi perkenalkan dengan beraneka ragam makanan.. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat di kemudian hari.
Berikut contoh Jadwal MPASI bagi usia 10-12 bulan:
Pukul 06.00 atau setelah bangun tidur: ASI
Pukul 08.00 : bubur susu
Pukul 10.00 : buah atau biskuit
Pukul 12.00 : nasi tim
Pukul 13.00 : ASI
Pukul 14:00 : biskuit
Pukul 16.00 : ASI
Pukul 18:00 : nasi tim
Pukul 19:00 : ASI . (kmh/mel)
 

No comments:

Post a Comment