Sejak tahun 2001, Organisasi
kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Setelah 6 bulan, si
kecil mulai membutuhkan makanan padat, seiring
dengan mulai matangnya sistem pencernaan.
Kebanyakan bayi mulai
memperhatikan apa yang dimakan oleh orang-orang di sekitarnya sejak usia 6
bulan. Kapan saat tepat untuk memulai makanan padat ?
bayi mulai mencoba
menggapai makanan di sekitarnya,
dapat duduk dan
mengendalikan kepala dan leher,
tidak terdapat
refleks mendorong makanan keluar mulut.
Makanan padat yang diberikan
sebelum usia 6 bulan dapat mengakibatkan bayi kelebihan makan dan konsumsi ASI
menjadi rendah. Sebaliknya bila diberikan terlalu lambat, bayi akan sulit
belajar untuk mengonsumsi makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pelajaran pertama bagi bayi saat
memakan makanan padat pertamanya adalah tekstur dan rasa makanan tersebut. Pada
dasarnya tidak ada aturan mengenai rasa dan konsistensi makanan apa yang harus
diberikan, namun hindari makanan yang harus dihaluskan di dalam mulut sebelum
bayi mempunyai gigi geraham. Bayi yang terbiasa mendapatkan ASI lebih mudah
menerima berbagai rasa makanan dibandingkan dengan mereka yang terbiasa
mendapat susu formula.
Unsur makanan yang penting
ditambahkan pada saat ini ialah zat besi. Untuk memperkenalkan makanan padat
pertama kali, sebaiknya menggunakan sereal karena lebih jarang menimbulkan
reaksi alergi. Sereal yang paling baik ialah yang telah difortifikasi dengan
zat besi. Sereal dapat mulai diberikan dengan mencampurkan bubur susu dengan
ASI atau susu formula.
Dalam beberapa bulan pertama,
upayakan bayi telah mengenal berbagai rasa dan tekstur makanan. Namun, upayakan
mengenalkan makanan satu per satu, setidak-tidaknya dengan interval waktu 2
hari sehingga mudah mengetahui makanan yang menimbulkan alergi. Tanda dan
gejala alergi yang sering timbul ialah diare, muntah, nyeri perut, eksim, atau
bayi pilek yang berlangsung terus menerus. Jika bayi alergi terhadap suatu
jenis makanan, catat makanan tersebut, hindari memberikannya, dan konsultasikan
kepada dokter anak.
Hal yang perlu dipersiapkan oleh
orang tua saat mengenalkan makanan pertama kali ialah siapkan kesabaran serta
pilih waktu yang cukup luang. Ibu yang menyusui umumnya memilih sore hari saat
produksi ASI-nya paling sedikit. Lihat pula keadaan anak, orang tua harus
melihat keadaan anak saat memilih waktu yang tepat.
Jika anak terlihat rewel atau
lelah, orang tua harus menunda pemberian makanan hingga anak terlihat senang
dan bersemangat. Yang harus diingat ialah perut bayi berukuran kecil sehingga
membutuhkan makanan dalam jumlah sedikit namun sering. Mulai dengan memberikan
1 – 2 sendok teh (5-10ml) lalu tingkatkan perlahan saat bayi mulai menerimanya.
Persiapan untuk waktu makan
Berhadap-hadapan dengan bayi saat memberi makan
Letakkan
bayi di kursi yang agak tinggi, duduk tegak, menghadap ke depan. Gunakan sabuk
pengaman untuk menjaga bayi tetap pada posisinya di kursi yang tinggi tersebut.
Duduk sehingga anda saling berhadapan
Biarkan bayi yang memimpin
Biarkan bayi yang memimpin saat
makan. Tunggu bayi membuka mulutnya saat anda menawarkan makanan
Bayi yang mengatur kecepatan makan
Biarkan bayi mengatur ritme
makannya. Makan sesuai dengan kecepatan yang diinginkan bayi. Berhenti
memberikan makan saat bayi menunjukkan tanda kekenyangan. Jangan paksakan bayi
untuk makan
Bayi bermain dengan makanan
Bayi suka memegang dan merasakan
makanan baru untuk mengenal makanan tersebut. Biarkan bayi membuat sedikit
kekacauan saat belajar makan dengan jari
Perlahan-lahanlah saat memberikan makanan yang baru
Jangan merasa khawatir jika bayi
menolak, atau tampak tidak menyukai mkananan tersebut saat pertama kali. Coba
lagi memberikan makanan tersebut beberapa hari kemudian. Beberapa bayi
berhati-hati saat makan dan membutuhkan waktu untuk percaya bahwa makanan itu
baik-baik saja untuk dimakan. Terus perkenalkan bayi dengan makanan yang baru
namun jangan lupakan makanan yang ia sukai sebelumnya.
Tanda seorang anak lapar
Bersemangat saat
diletakkan di kursi tinggi
Menghisap atau
mengecapkan bibir
Membuka mulut saat
melihat makanan
Meletakkan tangan
ke dalam mulut atau menangis
Bergerak maju atau
berusaha menggapai makanan
Tanda seorang anak kenyang
Memalingkan muka
saat melihat sendok
Menutup mulut saat
melihat sendok
Menutup mulut
dengan tangan
Menolak sambil
menangis
Tertidur.
(ank/mel)
Trik Mengatur Jadwal
Makan Bayi
Agar kebutuhan gizi terpenuhi,
orangtua perlu memerhatikan waktu pemberian, frekuensi, porsi atau jumlah,
jenis atau pemilihan bahan makanan dan sebagainya. Tentunya pemberian MPASI
dilakukan secara bertahap, sesuai dengan tingkat usia bayi. Dimulai dari
makanan berstektur lunak (seperti bubur susu, lalu bubur saring), lembek (bubur
biasa, lalu nasi tim), hingga padat (nasi biasa/makanan keluarga).
Sebelum anak berusia 1 tahun tak
perlu menambahkan gula dan garam pada makanannya. Memberi gula dan garam bisa
membuatnya 'craving' (mengidam atau keinginan terus menerus) dengan makanan
manis atau asin, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Biarkan anak merasakan rasa alami dari makanan tanpa gula
dan garam, merasakan rasa buah alami, susu alami atau rasa ayam tanpa garam.
Nah, berikut ini tahapan pemberian MPASI berdasarkan rentang
usia:
*Usia 6-7 bulan
Pemberian MPASI berguna untuk
merangsang tumbuhnya gigi, melatih kemampuan motorik yaitu saat ini memegang
makanan sendiri (finger good).Untuk tahap awal, bayi diberikan makanan lunak
dan cair seperti bubur susu dan biskuit. Bubur susu dapat dibuat dari tepung
beras yang dicampur dengan ASI. Selingi dengan tepung beras merah, kacang
hijau, atau labu kuning. Berikan dalam jumlah sedikit, lalu secara bertahap
kentalkan dan tambah jumlahnya. Kenalkan makanan satu demi satu pada bayi,
hindari dicampur. Tunggu beberapa hari untuk mengenalkan makanan baru lainnya.
Ini untuk melihat apakah bayi alergi terhadap makanan itu atau tidak.
Kemudian bayi dapat diberikan
buah-buahan seperti pisang raja, pisang ambon, jeruk, labu dan papaya. Pilih
buah yang baik dan tak bergetah untuk menghindari diare. Buat jus dengan
campuran susu atau buah dikonsumsi sebanyak dua sendok makan sekali makan dan dua
kali sehari. Setiap jenis buah diberikan 2-3 hari berturut-turut agar si kecil
mengenal rasanya. Selanjutnya dikenalkan buah lain.
Setelah ia mengenal rasa buah,
kemudian ditambahkan bubur susu. Beri ia satu kali buah lumat dan satu kali
bubur susu. Gunakan sendok kecil untuk menyuapkan bubur. Bila ia enggak makan,
hindari memaksa tapi coba bujuk sehingga ia kembali mau makan atau tunda di
waktu lain ketika ia merasa lapar.
Kemudian pada usia 7 bulan,
selain bubur susu dan buah, mulai diberi bubur saring. Pilih bahan makanan
sumber karbohidrat, seperti beras, kentang, makaroni, kacang hijau, atau roti.
Lalu dilengkapi protein hewani maupun nabati serta sayuran. Protein hewani bisa
didapat dari kuning telur. Campur bahan-bahan tersebut, lalu diblender agar
halus atau diulek di atas saringan. Untuk tahap awal, berikan 2 sendok makan
sekali makan untuk 2-3 kali sehari. Selanjutnya tingkatkan jumlahnya sampai
setidaknya 7 sendok makan.
Berikut Contoh Jadwal MPASI bagi usia 6-7 bulan:
Pukul 06.00-07.00 atau setelah bangun tidur ASI
Pukul 09.00 : bubur susu
Pukul 11.00-12.00 : buah
Pukul 14.00 : bubur susu
Pukul 17.00 : buah atau biskuit yang dicampur susu
Pukul 18:00 : ASI
*Usia 8-9 bulan
Saat ini pencernaan bayi sudah
lebih kuat dan bisa dikenalkan dengan makanan yang lebih padat. Selain bubur
susu berbahan buah atau tepung, lengkapi dengan bubur saring. Pada tahap usia
ini dapat diberikan bubur dengan jumlah pemberian minimal 8 sendok makan untuk
sekali makan. Kenalkan makanan selingan seperti bubur kacang hijau, pudding
dari susu dan buah atau biskuit dan lainnya.
Lalu, secara bertahap tambahkan
kandungan gizi dalam bubur dengan zat lemak seperti santan, margarin, atau
minyak kelapa. Lemak dapat menambah kalori makanan, juga memberi rasa gurih dan
mempertinggi penyerapan vitamin A serta zat gizi lain yang larut dalam lemak.
Selain telur, sumber protein hewani bisa didapat dari daging ayam atau daging
sapi, serta ikan. Variasikan bahan makanan secara bergantian sehingga si kecil
terhindar dari masalah sulit makan seperti hanya mau makan dengan menu tertentu
atau pilih-pilih makanan.
Berikut contoh Jadwal MPASI usia 8-9 bulan:
Pukul 06.00-07.00 atau setelah bangun tidur: ASI
Pukul 09.00 : bubur susu (berbahan buah atau tepung)
Pukul 11.00-12.00 : bubur saring
Pukul 14.00 : bubur susu (berbahan buah, tepung atau
biskuit)
Pukul 17.00 : bubur saring
Pukul 18:00 : ASI
*Usia 10-12 bulan
Si kecil mampu mencerna makanan
semi padat berupa nasi tim. Kenalkan pada makanan keluarga secara bertahap.
Bentuk dan kepadatan nasi tim diatur secara berangsur mendekati makanan
keluarga. Nasi tim dibuat dari beras dan dilengkapi protein hewani dan nabati:
ikan, hati ayam, ceker ayam, tempe, tahu, telur, daging ayam dan sapi, serta
sayur-sayuran. Tambahkan bumbu alami dalam nasi tim, misalnya ikan ditumis
dengan bawang putih dan mentega, sayur sup dimasak dengan bawang merah, bawang
putih, dan daun bawang.
Campurkan ke dalam makanan lembek
lauk pauk dan sayuran secara bergantian.Lauk pauk sebaiknya diolah terpisah.
Karena bila dicampur, lalu dihangatkan berulang-ulang, maka gizinya akan
berkurang. Berikan makanan selingan bergizi seperti bubur kacang hijau,
biskuit, atau buah-buahan seperti pisang, jeruk dan pepaya. Jadi perkenalkan
dengan beraneka ragam makanan.. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini
akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan makan yang sehat di kemudian hari.
Berikut contoh Jadwal MPASI bagi usia 10-12 bulan:
Pukul 06.00 atau setelah bangun tidur: ASI
Pukul 08.00 : bubur susu
Pukul 10.00 : buah atau biskuit
Pukul 12.00 : nasi tim
Pukul 13.00 : ASI
Pukul 14:00 : biskuit
Pukul 16.00 : ASI
Pukul 18:00 : nasi tim
Pukul 19:00 : ASI . (kmh/mel)
No comments:
Post a Comment