PIJATAN dan
sentuhan lembut di bagian tubuh anak dipercaya dapat memberikan manfaat besar
bagi tumbuh kembang si buah hati. Ritual ini perlu dilakukan para orangtua
sejak dini agar anak kelak memiliki kecerdasan yang majemuk.
Orang tua mana pun tentu ingin buah hatinya
tumbuh sehat, ceria, cerdas, dan sukses di kemudian hari. Untuk mewujudkan itu
semua, selain mencukupi nutrisi yang diperlukan anak, stimulasi juga perlu
diberikan agar sistem saraf anak yang awalnya masih berupa “titik-titik kecil”
yang belum terhubung dapat terbentuk dan terkoneksi. Sistem saraf yang terhubung
dengan baik menjadikan organ-organ tubuh berfungsi optimal tanpa gangguan.
Terlebih otak yang menjadi sistem saraf pusat manusia.
Menurut
praktisi Neurosains Terapan Anne Gracia, perkembangan maksimal otak anak
terjadi pada empat tahun pertama kehidupannya. Dalam rentang periode tersebut,
sel-sel otak berkembang dan terkoneksi dengan sangat cepat hingga mencapai 80%
dari potensinya. Pada masa inilah orangtua perlu memberikan stimulasi sebanyak
mungkin kepada anak agar struktur otak dan sistem sarafnya mencapai kematangan
sempurna, yang imbasnya bakal bisa dirasakan ketika si anak mulai memasuki masa
belajar.
“Organ
utama anak harus disiapkan sejak di dalam kandungan. Pada bulan pertama ketika
seorang ibu telat haid, otak janin sebetulnya sedang melipat-lipat dan memori
anak ketika berada di dalam kandungan mulai terekam. Sampai tiba saatnya bayi
dilahirkan pada usia sembilan bulan, sistem sarafnya masih belum siap
berfungsi. Sistem ini baru berupa titik-titik saraf yang belum terhubung, belum
saling merespons kalau tidak distimulasi. Dibutuhkan waktu 10–12 tahun untuk
semua bagian berkembang dan berfungsi. Kematangan struktur otak dan kematangan
saraf yang menjadi penghubung antar area di otak menjadi kunci sukses
tercapainya kecerdasan pada masa belajar. Karenanya, dibutuhkan stimulasi pada
bayi untuk membantu kematangan seluruh saraf tubuh dan membantu kerja otak,”
sebut Anne.
Menurut
teori Pyramid of Learning (Willoam & Schellenberger), kematangan
sistem saraf pusat dan perkembangan optimal tujuh sistem sensorik menjadi dasar
tercapainya perkembangan kognitif, gerak, dan fungsi sensor yang berujung pada
tercapainya kecerdasan majemuk. Tujuh sistem sensorik itu, lanjut Anne,
meliputi kelima pancaindra manusia, yakni taktik (peraba), penciuman, visual, auditori,
dan pengecap, ditambah sistem vestibular (keseimbangan) dan proprioseptif
(gerak antarsendi).
Kalau
ketujuh sistem sensorik tersebut terstimulasi secara optimal, delapan
kecerdasan majemuk yang terdiri atas kecerdasan berbahasa, logika, ruang
(spatial), motorik dan kinestetik, musik, intrapersonal, dan interpersonal
dapat diraih. Seperti dikatakan Anne, bagian-bagian di tubuh anak merupakan
titik saraf yang harus senantiasa distimulasi. Salah satunya melalui pijatan
dan sentuhan hangat orang tua. Ritual pijat ini di kalangan orang dewasa
dikenal dengan istilah spa.
Spa
yang bermakna perawatan/pengobatan menggunakan air, bagi kalangan dewasa,
memiliki segudang manfaat, di antaranya relaksasi dan detoksifikasi. Nah, bayi
pun sangat dianjurkan menjalani ritual spa, yang salah satu manfaatnya adalah
menstimulasi sistem sarafnya. Terlebih bagi bayi yang dilahirkan secara caesar,
membutuhkan stimulasi dan rangsangan yang tepat. Itu karena saat dilahirkan,
bayi lahir Caesar tidak menggunakan refleks alami yang digunakan bayi normal
saat menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk keluar dari perut sang ibu.
Spa
pada bayi, Anne menyebutkan, bisa dilakukan sedini mungkin di rumah. Waktunya
pun tidak lama, sekitar 15-20 menit. Sentuhlah bayi di titik-titik yang
memberikan manfaat, seperti wajah, dada, lengan, kaki, dan punggung.
“Lakukan
pijatan lembut pada malam hari agar tidur bayi menjadi lebih nyenyak. Kalau
pagi, pijatan boleh dilakukan dengan tekanan yang lebih tinggi,” ujar Anne.
Pijatan sebaiknya dilakukan oleh orangtua si bayi, terutama sang ibu. Komunikasi dan interaksi yang terjadi antara ibu dan buah hatinya ini akan memperkuat bonding di antara mereka serta memberikan efek relaksasi bagi bayi sehingga si kecil bisa tumbuh ceria, sekaligus membantu membentuk pribadi yang supel dan mandiri. (okh/mel)
Pijatan sebaiknya dilakukan oleh orangtua si bayi, terutama sang ibu. Komunikasi dan interaksi yang terjadi antara ibu dan buah hatinya ini akan memperkuat bonding di antara mereka serta memberikan efek relaksasi bagi bayi sehingga si kecil bisa tumbuh ceria, sekaligus membantu membentuk pribadi yang supel dan mandiri. (okh/mel)
Di Rumah Juga Bisa
Dewasa ini trend
perawatan tubuh tidak hanya melanda wanita dewasa, namun juga merambah ke usia
bayi dan anak-anak. Salah satunya adalah SPA Bayi. Jangan ditanya berapa
harganya, sebelas-dua belas lah dengan SPA orang dewasa. Bagi anda yang harus
berfikir ulang untuk membawa Bayi dan Balita anda ke salon untuk SPA atau
terkendala masalah jarak dengan tempat SPA karena di tempat tinggal anda tidak
ada salon untuk Bayi dan Balita. Maka berikut tips untuk melakuakn SPA Bayi di
rumah anda sendiri.
SPA Bayi pada
dasarnya hanya terdiri dari pijat Bayi dan ada beberapa yang mengajarkan
berenang pada Bayi. Sebelum saya bercerita tentang tips untuk ber-SPA ria, saya
ceritakan dahulu manfaat melakukan pijat Bayi dan mengajarkan Bayi berenang.
Pijat Bayi
sebenarnya sudah dikenal sejak jaman dahulu kala. Pijat Bayi biasanya dilakukan
oleh Dukun Bayi. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa pijat pada Bayi memang
bermanfaat. Berikut ini adalah manfaat pijat bayi:
· Bayi akan merasa aman dan tenang
· Pijat Bayi akan membantu meningkatkan
kesiapsiagaan bayi sehingga tangis bayi dapat berkurang
· Meningkatkan daya tahan tubuh
· Menurunkan kadar adrenalin yang dapat
memicu stress pada Bayi.
· Selain itu pijat Bayi menambah ikatan
batin antara ibu dan bayi,
· Pijatan pada Bayi akan merangsang
otot-otot dan syaraf-syaraf Bayi dan melancarkan peredaran darah.
Seorang teman
pernah melakukan penelitian kecil-kecilan, melakukan eksperimen pada sekelompok
bayi dengan usia yang sama. Sebagian dari mereka diberi pijatan secara rutin
dan sebagian lagi tidak. Ternyata pada akhir cerita, bayi yang mendapatkan
pijatan mengalami peningkatan berat badan dan proses tumbuh kembang yang lebih
signifikan di bandingkan dengan yang tidak diberi pijatan.
Sementara
berenang akan membantu merangsang motorik Bayi. Saat terapung di dalam air,
bayi kaki bayi akan bergerak melawan tekanan, dan ini akan merangsang
motoriknya.
Nah, setelah kita ngobrol mengenai manfaat
SPA Bayi, maka mari kita praktekan di rumah. Berikut adalah “uborampe” untuk
melakukan SPA Bayi.
a.
Siapkan baby oil, lotion, atau
minyak telon. Tergantung kebutuhan anda. Jika memang ingin membuat Bayi hangat,
gunakan minyak telon.
b.
Siapkan handuk lembut atau kain
sebagai alas melakukan pijatan
c.
Untuk mengajari Bayi berenang,
dibutuhkan kolam buatan yang diisi dengan air hangat suam-suam kuku.
d.
Persiapkan juga pelampung ( ini
yang biasanya agak susah di cari), jika tidak ada pelampung konsekuensinya anda
tetap harus memgang Bayi selama di dalam kolam.
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan SPA Bayi
adalah:
Pastikan kuku anda tidak panjang. Kuku yang panjang di khawatirkan akan
melukai kulit Bayi
Pastikan suhu ruangan dalam kondisi yang hangat. Bayi bisa kehilangan
panas tubuh ketika menempel pada benda yang suhunya lebih dingin atau terpapar
udara dingin dari ventilasi di ruangan.
Cara melakukan pijat Bayi:
Lakukan pijatan lembut pada daerah tangan, kaki, perut, punggung dan
wajah.
Ajak bayi berbicara ketika melakukan pijatan, selain untuk merangsang
kemampuan verbalnya juga bermanfaat untuk mempererat ikatan batin antara Ibu
dan Bayi.
Teknik inti dari pijat bayi adalah gerakan meremas, mengocok dan
melingkar. Meremas adalah gerakan mengencang dan melemah seperti membuat adonan
roti, tapi ingat jangan terlalu kencang. Mengocok adalah menggerakkan tangan
seperti mengaduk adonan. Sedangkan gerakan melingkar adalah dengan memberikan
usapan lalu membentuk lingkaran besar lalu mengecil yang berfungsi untuk
menstimulasi permukaan jaringan dan melancarkan peredaran darah.
Pada dada Bayi, lakukan pemijatan dengan lembut membentuk pola gambar
jantung.
Sedangkan pada wajah, lakukan pemijatan di sekitar pelipis, dahi dan
hidung. Lakukan pijatan dengan lembut, gerakannya seperti ketika anda
mendapatkan pijatan saat facial namun tentunya dilakukan dengan lebih lembut.
(kmp/mel)
No comments:
Post a Comment